leejnjung

“Kamu dimana Jayden?” Jane menelfon Jay, pacarnya yang berjanji menjemput Jane setelah pulang kelas tambahan di kelas 11.

“Kamu pulang sendiri ya? Aku lagi nongkrong” Terdengar sautan teman teman jayden yang sedang berbicara.

Jane tersenyum miris “Tadi kamu janji sama aku mau jemput Jayden”

“Bentar aku pesenin gojek, kamu udah di depan pos?” Jawab Jayden tanpa menghiraukan perkataan Jane.

“Aku pesen sendiri aja” Jane menghela nafas

“Okay, nanti gopay nya aku ganti” Jayden dengan santai berbicara. Yang terpenting untuk Jane bukan uang, tapi janji Jay menjemput diri nya.

“Gaperlu” Jane mematikan ponsel nya, lalu memesan gojek.

Dilain sisi, Gina sedang adu argumen dengan Saka sepupu nya “Sak kan gue bilang anterin gue pulang dulu, kenapa belok kesini?”

Saka mengusap pelan kepala sepupu nya “Bentar anjir gue beli rokok dulu sama numpang kamar mandi ga tahan” Saka langsung pergi ke toilet yang ada di belakang warung Bu Erni, warung siswa URS yang sering kabur.

“Jay, gimana Jane moraz?” Entah siapa yang berbicara, tapi Gina ikut penasaran dengan percakapan mereka karena nama sahabatnya di sebut.

“Sebulan lagi motor si Dewa jadi punya lo tuh cakep” Gina melebarkan mata nya. Apa? Motor?

“Dewa udah di tolak Jane, motor nya juga lo ambil mantep ni taruhan” Ujar yang lain

Gina menahan marah, tapi pembicaraan Jayden dengan anak tongkrongan nya belum selesai.

“Dua bulan lo sama Jane Moraz gimana bro? Anak nya unik banget, cakep, pinter, ga kaya si Resa yang tomboy terus hobi nya drifting”

Gina menunggu jawaban Jayden.

“Biasa aja, ga manja kaya Kak Lana emang tapi anak URS juga banyak yang kaya dia” Jayden menjawab

Saka keluar dari toilet yang memang ada di luar warung, lalu masuk dan membeli rokok tanpa banyak basa basi karena Gina sudah menunggu didepan “Yo Jay” sapa saka.

Jayden tidak begitu dekat dengan Saka karena Saka anak yang jarang nongkrong, mereka hanya kenal sekilas saja “Yo, duduk dulu lah” ujar Jay.

Saka tersenyum saja “Gina nungguin di depan, gue buru buru”

Jayden berdiri, melihat ke arah luar. Semua teman teman Jay juga ikut berdiri, mereka tahu dinding warung yang tipis membuat percakapan mereka pasti terdengar hingga ke luar.

Gina tersenyum miring, memperlihatkan Voice record yang memang sedari tadi merekam semua pembicaraan mereka “You such a jerk Jayden”

Jayden diam, teman teman nya pun sama.

“Jangan harap lo dapet motor Dewa” Gina mengirimkan Voice record ke grup Irish “Jangan harap lo bisa nampakin muka lo lagi depan Jane”

Mereka semua tidak berkutik. Gina bisa di bilang memiliki kekuatan besar dengan ada nya bukti, Jayden tidak bisa mengelak.

Gina tersenyum miris “Jane baik banget Jay, dia salah apa?”

Jayden mengatupkan bibir, teman teman nya yang lain juga diam.

Saka mulai paham “Gina udah, ayo pulang”

Gina menunjuk Jay yang bergeming di tempat nya tanpa ekspresi “You jerk Jayden, gue gaperlu bilang se tulus apa hal yang udah pernah Jane lakuin buat lo supaya lo sadar kan?”

Saka membawa Gina pergi, Jayden masih diam “Bro, gimana?”

Jane baru saja masuk dan mencium pipi sang mami, Gwen “Mamii Jane langsung ke atas yaa gerah”

Gwen sembari memasak mencium balik pipi Jane “Iya sana, mandi langsung ya cantik”

Jane mengangguk. Sedari tadi seperti nya Resa menelfon, tapi Jane belum sempat mengangkat telfon Resa “Kenapa Res? 10 kali banget nelfon nya?”

“Putusin si brengsek” Resa di jalan menuju rumah Jane bersama Gina yang tadi menjemput Resa dan Nessie, padahal Gina baru sajsa sampai rumah”

“Astaga Resa kalem”

“Jane lo dijadiin bahan taruhan Jayden sama Dewa” Resa menahan emosi

Jane berhenti di depan pintu kamar nya “Gimana?”

“Cek group” Resa mematikan telfon.

Jane memutar vn yang dikirim Gina di Whatsapp

“Jay, gimana Jane moraz?”

“Sebulan lagi motor si Dewa jadi punya lo tuh cakep”

“Dewa udah di tolak Jane, motor nya juga lo ambil mantep ni taruhan”

“Dua bulan lo sama Jane Moraz gimana bro? Anak nya unik banget, cakep, pinter, ga kaya si Resa yang tomboy terus hobi nya drifting”

Hening.

“Biasa aja, ga manja kaya Kak Lana emang tapi anak URS juga banyak yang kaya dia”

“Yo Jay”

Lalu Vn berhenti.

Jane menelfon Jayden, entah tidak seperti biasa nya Jayden langsung mengangkat telfon Jane “Jay? Udahan ya” Suara Jane sedikit bergetar.

“Oke” Ujar Jayden datar.

Jane mematikan telfon. Resa, Gina, dan Nessie terdengar sedang menyapa Gwen di bawah.

Jane melihat room chat dirinya dan Jayden. Profil picture Jayden telah berubah, bukan foto Jayden sendiri. Tetapi foto Jayden dengan Alana—kakak kelas primadona URS.

Regan siap. Setelah drama cincin yang tertinggal, Regan sekarang berada di mansion milik keluarga Bailey. Pemberkatan akan dilakukan di halaman belakang.

Keluarga besar semua hadir, beberapa artis papan atas pun diundang untuk menyaksikan pernikahan gwen dan regan. Regan turun dari mobil, lalu berjalan ke altar.

Keluarga Bailey datang satu persatu. Diawali oleh om dan tante Gwen, keluarga ayah Regan yang memang tinggal di paris, lalu para tetua keluarga Bailey, Liliana datang bersama dengan Hanna, Dylan menyusul dengan beberapa sepupu gwenn.

Setelah semua duduk, lagu mulai di putar. Mungkin jika masih ada sang ayah, beliau akan menguatkan Regan disini. Tapi regan berdiri tegak menunggu kedatangan gwenn.

Ladies and gentlemen. Please welcome Gwenn Bailey with her father, Alair Bailey

Semua orang berdiri menyambut datang nya gwen, anna sang adik sepupu datang pertama membawa bucket bunga.

Gwen dan alair keluar dari mansion. Gwen tersenyum hangat menatap regan, regan melihat gwenn yang sangat cantik menangis.

Pertahanan regan runtuh, perempuan yang sedang berjalan bersama sang ayah akan menjadi istrinya. Regan mengusap air mata nya. Gwen ikut ingin menangis, namun sang ayah menguatkan dengan menggenggam erat tangan gwen.

Gwen sampai di altar, alair memberikan tangan gwen pada regan

“Papa titip gwen ya regan?” suara alair bergetar sambil mengulurkan tangan gwen pada regan

Regan mengangguk “iya pa”

Gwen ingin menangis sekarang, tapi dara yang mengikuti nya di belakang—dan sekarang berada di sisi depan melotot “jangan nangis nanti make up lo luntur” ujarnya dengan suara kecil. Padahal dara sendiri menahan tangis.

Gwen mengangguk, regan sudah siap berdiri di sebelah kanan gwenn untuk melakukan pemberkatan.

Saat pemberkatan gwen tidak kuasa menahan tangis, tapi pemberkatan tetap berlanjut.

Setelah pemberkatan, dan penyematan cincin saat nya mereka melakukan wedding vows. Regan dan gwen sepakat untuk melakukan vows yang sederhana.

Gwenn Bailey, you’re my wife now. Thank you so much for choosing me, let’s do the best we know. I promise to live out our lives in love as best we can. That is all I can promise in truth. You are the kindest, most, sincere, loveliest woman I know and I am lucky to hold your hand, be in your arms and in your heart. If you will have me, I will make my arms your shelter, and my heart our home. I love you.

Gwenn menarik nafas panjang.

Regan Moraz i believe in you and i believe in us – in our power as a couple, in our future as a family. I believe that you and I should spend all our days together, me as your wife, I believe in you as my husband. I believe we were meant to be. As the spring explodes with beauty and growth, as the Summer warmth curls over us in waves, as the sweet harvest of the fall, and in the crisp cold brightness of winter, I love you every season, every year forever and ever.

Regan mencium gwen, dan semua orang bersorak. Setelah melakukan serangkaian keagamaan regan dan gwen turun dari altar, lalu berpindah ke halaman lain mansion keluarga bailey. Setelah menyapa para tamu, dilanjutkan dengan speech dari kerabat terdekat.

So hello, this is Dylan Bailey brother of Gwenn Bailey speaking” dylan berdeham “kayaknya pake bahasa indonesia aja”

Keluarga dan tamu undangan yang mengerti tertawa.

“Gwenn bailey, dia lahir di umur gue yang ke 4 tahun. Waktu itu gue belum mengerti apa itu makna adik, disaat dia lahir mama bilang gue terlihat penasaran dan selalu pengen ada di samping dia.”

“Gue mengakui itu benar, dari dulu entah kenapa gue ga bisa menolak dia yang selalu gelendotan sama gue” suara dylan mulai bergetar “waktu dia sma, dia bilang ‘bang, gue nanti abis lulus mau ke paris’ gue yang mendengar itu merasa hati gue ga rela. Pertama kali dia mau pergi sendiri tanpa ditemani salah satu keluarga buat mendalami ketertarikan dia di dunia model”

“Gue yang waktu itu ada kerjaan gabisa pergi ngikutin dia buat yang pertama kali nya. Mungkin kota kelahiran dia memang di paris, dia pun besar di paris. Tapi kami sekeluarga selalu bareng bareng”

“Dek, sekarang lo gabisa gelendotan lagi sama gue. Sekarang lo nonton konser, datang ke acara acara penting udah bukan sama gue lagi”

“Dek, lo sekarang udah jadi istri. Gue harap lo jadi istri yang baik, yang nurut sama suami, sayang sama anak anak lo nanti. Dan buat Bang regan—lo emang adik ipar gue tapi gimanapun lo lebih tua dari gue, gue harap lo bisa menjaga kepercayaan kita sekeluarga yang udah mempercayakan anak perempuan keluarga bailey ke lo”

“Lo harus selalu inget apa yang pernah gue omongin ke lo waktu pertama kali kita ketemu. Happy wedding kalian berdua, gue selalu berdoa yang terbaik buat kalian” Dylan kembali ke tempat duduk nya, lalu mencium kepala sang adik. Mengusap punggung gwen dan menyuruh gwen berhenti menangis—takut merusak riasan.

Sekarang giliran Dara.

Hallo. This is maid of honor and bestfriend of Gwen Bailey, Adara jelita speaking.”

“Pertama tama gue mau bilang, selamat menempuh hidup baru buat temen sehidup semati gue gwen— selamat udah jadi nyonya moraz”

“Kedua, gwen lo inget ga sih waktu dulu kita pertama ketemu? Gue tuh anak yang ceplas ceplos abis, lo anak perempuan anggun yang ga banyak omong” dara tersenyum “dulu gue pernah di remehin karena punya mimpi jadi model, dan lo jadi orang pertama yang dukung gue jadi model bareng yoriko”

“Gwenn itu manusia paling berharga buat gue, jelas dong temen gue dia sama yoriko aja” gwenn yang sudah menangis tertawa

“Bang regan, gue tau lo sayang banget sama gwen sampai bisa di titik ini tapi lo juga bisa nyakitin gwen entah lo ga sengaja atau sengaja kita semua gaada yang tau. Gue harap lo ga melakukan itu” dara melihat keatas, untuk menahan air mata nya agar tidak turun

She’s everything for me, for her family, buat orang orang yang sayang sama dia, dan pasti buat lo. Berat buat kita karena pertimbangan pertimbangan yang mungkin lo tau dan gabisa gue sebutkan disini, tapi dia yakin itu lo itu berarti lo segala nya buat dia” dara berdeham, mencoba tidak menangis “Tolong jaga temen gue, jangan pernah lo sakitin dia. Gwenn, inget perusahaan freeport oke? jangan di lepas” semua orang tertawa

“Sekian aja dari gue karena gue haus. Gue selalu berdoa yang terbaik, tuhan memberkati pernikahan kalian. I love you, semoga habis ini gue dapet saham.”

Setelah Dara, semua orang menunggu orang lain untuk memberikan speech. Liliana menolak untuk memberikan speech karena sudah menangis, begitu pula dengan hanna. Alair sendiri merasa sudah cukup memberikan regan wejangan saat mereka bertemu bulan lalu.

“So, karena gaada lagi yang mau ayo kita makan” celetuk Yuka, yang langsung disikut Juna dan dipelototi Yoriko.

Aslan hadir bersama Jo, mars hadir sendiri karena yoriko menolak menjadi pasangannya. Yuka tentu saja datang bersama juan.

Acara selanjutnya adalah dansa bersama. Gwen akan berdansa dengan Alair lalu Dylan, Regan akan berdansa dengan Elen—grandma nya lalu sang bunda.

Liliana kembali menangis saat mereka berdansa, dylan pun menangis saat berdansa dengan Gwen.

Saat nya Regan dan Gwen berdansa.

“Maaf saya ga jago dansa” regan tertawa kecil

“Aku regan, try to use aku” gwen tersenyum

“Iya” regan mencium gwen sambil berdansa “You look so beautiful G. Aku sayang kamu” Regan mencium Gwen, kali ini lebih lama.

Jane memasuki bengkel super besar yang memiliki banyak mobil terparkir rapih “Excuse me sir” Jane mengetuk salah satu mobil. Lalu seorang laki laki seumuran dirinya mematikan mesin “Regan moraz?”

Jane mengangguk “Yes, but that’s my father” lalu lelaki blonde itu menggunakan topi nya, berjalan menuju wastafel dan mencuci tangan.

So my father tell me, bokap lo mau beli mustang bener?”

Jane sedikit shock sungguh. Karena lelaki ini tiba tiba menggunakan bahasa Indonesia “Hah ohh iya, dia mau beli mustang yang hijau” Jane tersenyum kaku, karena dia tidak bisa memulai pembicaraan dan tidak pandai berbicara dengan orang baru.

“Gue Gaze, Gaze Davies. Bokap lo bisa nunggu di dalem kalau udah selesai liat liat. Gue bikinin minum di dalem”

“Jane, Jane moraz” Jane mengangguk lagi “Okay, thank you gaze”

Jane menghampiri Regan “Pi, itu anak nya temen papi ngomong pake bahasa indonesia” Jane masih shock

“Loh, ibu nya dia orang surabaya. Ayah nya blasteran” Regan melihat ke dalam mobil “Ganteng banget kak”

Jane setuju karena memang mustang ini sangat gagah “1M dapet ga pi?”

“Dapet” regan berkata dengan santai

Jane melotot “ya papi mah macem macem, pantes lah mami marah mahal banget”

Regan menatap mata anak nya “mobil kamu kalau dijumlahin juga segitu”

Jane tertawa, lalu mengitari mustang yang akan dibeli papi nya.

“Om, mau liat mesin nya?” Gaze berdiri di sebelah jane “sebentar lagi ayah pulang, om kalau mau minum udah saya siapin di dalam om”

Regan mengangguk “Thank you. Kak, kamu kalau mau cari cari motor buat adek tanya ke gaze”

Gaze mengangguk, lalu melihat kearah jane yang berada di samping nya “Bilang aja kalau mau liat motornya”

Jane mengedipkan mata nya, tanpa sadar terlalu lama memandangi gaze “Okay, nanti aja kalo ayah lo udah dateng. Supaya bapak bapak enak ngobrol nya”

Tak berselang lama, ayah gaze— Jonathan Davies datang. Saat melihat langsung, jane baru sadar jonathan merupakan pensiunan F1.

“Adek lo kepengen motor yang kaya gimana” gaze memulai pembicaraan lalu membuka garasi lain yang ada di belakang rumah nya.

“Gue ga begitu paham mesin motor, bentar gue chat dulu adek gue” Jane mengeluarkan ponsel nya.

Gaze menyalakan lampu garasi. Jane tidak bisa tidak terkagum karena sungguh, motor motor di garasi ini sangat keren “wow”

Gaze tertawa “Reaksi lo lucu” lalu masuk ke dalam garasi “Lo kelas berapa? Kayaknya kita ga beda jauh” ujar gaze

“11” jane melihat ke motor yang paling gagah disitu, jane tau motor ini ducati lama tapi entah gaze melakukan apa tapi ducati ini terlihat ‘ganteng’ “lo kelas?”

“Gue juga kelas 11” gaze menjawab “Lo sekolah di mana?” Tanya gaze lagi

“Gue sekolah di URS jakarta” jane melihat ke ponsel nya “kayaknya adek gue tidur deh, tapi kata dia liat aja mesin nya masih bagus atau ngga”

Gaze mengangguk lalu mengecek beberapa motor motor besar, jane sendiri masih terkagum kagum dengan garasi milik gaze (mungkin karena jane tidak tahu)

“URS, lo kenal hazel edgar?”

Jane melebarkan mata nya “Hazel? Dia temen gue!” Ucap jane semangat “Kok lo tau? Keren sih hazel bule kaya lo aja sampe tau”

“Dia temen gue di club drifting” jawab gaze sembari tersenyum

Jane lumayan kaget “Lo drifting juga? Gaze, kita pernah ketemu ga sih sebelumnya?”

Gaze terlihat bingung “Kayaknya ngga? Kenapa?”

“Lo tau Irish?” Jane menunjuk gaze

Gaze mengangkat sebelah alis nya “Iya tau”

“That’s the point! Gue anak club Irish”

Gaze terlihat terkejut “Lo? Irish?” Gaze terheran “No, i mean— kita ga pernah ketemu? Gue tau Selena Arum”

Jane tersenyum lebar “Kak selen emang ratu nya drifting ga sih?? Kalau gue masih rookie, baru ikut turnamen 2 kali”

Gaze memberikan gestur untuk jane mengikuti diri nya “Lo tau Zero?”

Jane mengangguk “Tau banget, selalu pake mobil item, gapernah ngajak taruhan duluan tapi selalu menang, terkenal banget di Tokyo, tapi gatau yang ada di dalem mobil itu siapa”

Gaze tersenyum “That’s me”

“HAH?”

“Sayang, tenang ya?” Liliana mengusap punggung gwen sesaat baru sampai di pesawat

Gwen tersenyum tipis, bahkan ia belum membersihkan riasan setelah pemotretan “Iya bun. Maaf mestinya aku nenangin bunda yang panik, tapi aku disini yang panik”

“Gapapa sayang” Liliana duduk di kursi belakang gwen sembari berbicara pada yoriko “Yoriko, yuka belum bisa dihubungi?”

Yoriko menggeleng “Belum tante, aku coba daritadi ga diangkat”

Liliana tersenyum lalu mengucapkan terimakasih pada yoriko, jujur liliana sedikit takut karena rencana awal nya tidak seperti ini.

“Gwen jangan nangis lo gue pukul ya” dara duduk di depan gwen “Lo belum buka yang lain selain whatsapp kan?”

Gwen mengangguk, membuka ponsel dan melihat berita justru membuat pikiran gwen makin buruk. Hal yang penting sekarang adalah mengetahui kabar dari yuka ataupun juan.

“Jangan panik ya, kecelakaan nya udah dari tadi siang which mean sekarang regan udah di tangani sama dokter” Dara berkata lembut “Berdoa semoga regan gapapa”

“Kecelakaan tadi siang dan gue baru tau tadi gara gara gue ada pemotretan. Bang yuka gabisa dihubungi, gue gaada nomor bang juan dar gue mesti apa?” Suara gwen sedikit bergetar

Dara panik gwen akan menangis “ettt et lo nangis ni pesawat gabakal jalan gue bilang ke Mr.Kim” dara memperingatkan

Muka gwen sedikit memerah karena menahan tangis “Orang orang di tempat pemotretan juga gaada yang bilang ke guee”

Dylan berdiri di samping dara “Ya mana mereka tau emang di tempat pemotretan lo tv nyala? Lo tau dari siapa regan kecelakaan?”

Mata gwen berkaca kaca “Dari asher, dia nunjukin berita”

Dylan mengangguk, lalu mengusap kepala gwen “Udah jangan nangis, nangis nya disana aja”

Mars mendengus “Ya ga gitu bang” lalu mars berbicara dari seat nya “Jangan nangis, kita liat disana keadaan bang regan gimana”

Gwen mengangguk.

Ladies and gentlemen, welcome on board Flight Gulfstream G600 with Jun-oh Kim from New york to Italy. This flight will take us with in 9 hour and 45 minutes, with a cruising altitude of 51.000 feet above sea level. Are currently second in line for take-off and are expected to take off in approximately five minutes time.”

For your safety and comfort, please remain seated with your seat belt fastened. Thank you for choosing The Gulfstream G600. Enjoy your flight

“Yor lo bawa baju ga?” Karena sungguh semua barang pemotretan masih melekat di badan gwen, saking panik nya dia langsung pergi begitu saja saat dijemput dylan.

“Nih, gue asal ngambil soalnya buru buru, sekalian tolong jangan males skincare an” ujar yoriko. Gwen mandi, berganti baju, hingga melakukan skincare rutin nya tanpa tenaga, lalu duduk kembali di kursi.

Pikiran gwen kacau sekarang. Regan memberi nya pesan sebelum kecelakaan regan ingin berbicara sesuatu. itu yang membuat gwen berpikir terlalu jauh tapi gwen mencoba menepis pikiran itu.

“Gwen” mars memanggil gwen, pesawat sebentar lagi lepas landas “+Trust me, everything will be okay*”

Gwen tersenyum, walaupun kalimat mars terdengar abu abu di telinga gwen “Thank you

Gwen mencoba tidur tapi tidak bisa “Yor, belum ada kabar?”

Yoriko menggeleng. Dara mengusap punggung gwen, dylan tertidur mungkin karena lelah. Mars? Membaca buku. Liliana tertidur di kursi nya.

Yoriko menahan tangan gwen yang ingin membuka ipad nya “Tunggu kak juan atau yuka yang ngabarin. Tadi yuka bilang kalau udah bisa ngehubungin, nanti dihubungin”

Gwen mengangguk, terlalu lelah memikirkan kemungkinan yang terjadi “Kita sampe jam berapa?” Gwen bertanya pada yoriko

“Tadi kita otw jam 11, maybe jam 7 or 8 pagi. Lo tidur, ini masih lama”

Gwen baru bisa terlelap pukul 3 malam, itupun tidur dengan gelisah. Sungguh ia belum mengetahui kabar regan hari ini, ponsel nya pun di pegang oleh yoriko.

“Gwen bangun, udah mau sampe. Muka lo pucet banget tolong dandan dikit ya, bawah mata lo tuh” yoriko mengguncang pelan bahu gwen.

Gwen bangun dan melihat ke sekeliling nya. Dara, yoriko, dylan, mars, liliana berganti pakaian. Liliana melihat kearah gwen tanpa banyak bicara.

Setelah melakukan apa yang di bilang yoriko, gwen duduk di kursi nya “Dar lo mau jengukin orang, apa mau fashion show?” Karena dara entah kenapa begitu ‘wah’ menggunakan setelan Dior.

“Shhh diem. Ini nama nya gue harus terlihat cantik di berbagai situasi” dara menyikut dylan “bener ga bang”

“Hm”

Ladies and gentlemen, In a few minutes Gulfstream G600 will land at Private Aircraft Milan Linate Airport, Italy. On behalf of The Gulfstream G600 and the entire crew, I’d like to thank you for choose Gulfstream G600 for your trip. Have a nice day Mr Ms Bailey and all passengers

Gwen memejamkan mata nya karena pening, Bagaimana keadaan Regan?

“Gwen, ayo turun” liliana berdiri dari duduk nya, liliana terlihat sedikit lebih segar dari semalam.

“Tante, di kamar mandi itu ada sabun cuci muka tante bukan ya?” Yoriko baru saja selesai dari kamar mandi

“Gwen kamu duluan, tante mau ambil sabun cuci muka tante dulu”

Gwen mengangguk, lalu berjalan menuju pintu keluar. Mars masih sibuk membenarkan charger, dylan dan dara masih sibuk bertengkar kecil, gwen memutuskan untuk keluar sendiri.

Karena disini merupakan private airport, semua penumpang akan langsung di jemput oleh mobil di selepas turun. Gwen berterimakasih pada Mr.Kim dan co-pilot.

Saat turun, entah pandangan gwen yang salah tapi gwen melihat regan.

Gwen turun dengan perlahan, lalu benar. Yang ada beberapa langkah darinya adalah regan.

“Regan?” Gwen merasakan semua badan nya melemas. Regan nya ada di sini, berdiri di hadapan nya

“Hi G” regan tersenyum lebar “Sebelum saya menjawab semua pertanyaan kamu, saya mau bicara serius” Regan maju satu langkah lalu menatap mata gwen dalam

Gwenn Bailey maybe this is too fast for us, but i want you to the rest of my life. Be my partner life, have a little Regan and Gwenn, together until we grey and old. I want you to trust me, to spend your life with me. I swear i’ll make you the happiest woman in this world” regan berlutut, lalu mengeluarkan cincin dari saku kemeja nya.

Gwenn Bailey, Will you marry me?

Gwen menangis “You— oh my god Regan—

Regan tertawa. Dara sedari tadi melakukan live report video call dengan Hanna yang sudah menangis karena anak perempuan nya dilamar, Dylan dan liliana menahan tangis, mars tersenyum hangat, yoriko dan yuka dengan kompak merekam mereka berdua.

Gwen mengangguk “Of course yes

Regan tersenyum, lalu memakai kan cincin di jari manis gwen “Thank you G, i love you

“BERHASILL YEY” Dara berteriak dari pesawat

“GWEN GUE MAU NIKAH OMG” Yoriko ikut berteriak

CONGRATULATIONS GWEN and BANG REGAN!” Kali ini mars

“BOS NIKAHAN NYA UNDANG JUSTIN BIEBER YA” teriak yuka.

“Sayang, tenang ya?” Liliana mengusap punggung gwen sesaat baru sampai di pesawat

Gwen tersenyum tipis, bahkan ia belum membersihkan riasan setelah pemotretan “Iya bun. Maaf mestinya aku nenangin bunda yang panik, tapi aku disini yang panik”

“Gapapa sayang” Liliana duduk di kursi belakang gwen sembari berbicara pada yoriko “Yoriko, yuka belum bisa dihubungi?”

Yoriko menggeleng “Gabisa tante, aku coba daritadi ga diangkat”

Liliana tersenyum lalu mengucapkan terimakasih pada yoriko, jujur liliana sedikit takut karena rencana awal nya tidak seperti ini.

“Gwen jangan nangis lo gue pukul ya” dara duduk di depan gwen “Lo belum buka yang lain selain whatsapp kan?”

Gwen mengangguk, membuka ponsel dan melihat berita justru membuat pikiran gwen makin buruk. Hal yang penting sekarang adalah mengetahui kabar dari yuka ataupun juan.

“Jangan panik ya, kecelakaan nya udah dari tadi siang which mean sekarang regan udah di tangani sama dokter” Dara berkata lembut “Berdoa semoga regan gapapa”

“Kecelakaan tadi siang dan gue baru tau tadi gara gara gue ada pemotretan. Bang yuka gabisa dihubungi, gue gaada nomor bang juan dar gue mesti apa?” Suara gwen sedikit bergetar

Dara panik gwen akan menangis “Ett et lo nangis ni pesawat gabakal jalan gue bilang ke Mr.Kim” dara memperingatkan

Muka gwen sedikit memerah karena menahan tangis “Orang orang di tempat pemotretan juga gaada yang bilang ke guee”

Dylan berdiri di samping dara “Ya mana mereka tau emang di tempat pemotretan lo tv nyala? Lo tau dari siapa regan kecelakaan?”

Mata gwen berkaca kaca “Dari asher, dia nunjukin berita”

Dylan mengangguk, lalu mengusap kepala gwen “Udah jangan nangis, nangis nya disana aja”

Mars mendengus “Ya ga gitu bang” lalu mars berbicara dari seat nya “Jangan nangis, kita liat disana keadaan bang regan gimana”

Gwen mengangguk.

Ladies and gentlemen, welcome on board Flight Gulfstream G600 with Jun-oh Kim from New york to Italy. This flight will take us with in 9 hour and 45 minutes, with a cruising altitude of 51.000 feet above sea level. Are currently second in line for take-off and are expected to take off in approximately five minutes time.

For your safety and comfort, please remain seated with your seat belt fastened. Thank you for choosing The Gulfstream G600. Enjoy your flight

“Yor lo bawa baju ga?” Karena sungguh semua barang pemotretan masih melekat di badan gwen, saking panik nya dia langsung pergi begitu saja saat dijemput dylan.

“Nih, gue asal ngambil soalnya buru buru, sekalian tolong jangan males skincare an” ujar yoriko. Gwen mandi, berganti baju, hingga melakukan skincare rutin nya tanpa tenaga, lalu duduk kembali di kursi.

Pikiran gwen kacau sekarang. Regan memberi nya pesan sebelum kecelakaan regan ingin berbicara sesuatu. itu yang membuat gwen berpikir terlalu jauh tapi gwen mencoba menepis pikiran itu.

“Gwen” mars memanggil gwen, pesawat sebentar lagi lepas landas “Trust me, everything will be okay

Gwen tersenyum, walaupun kalimat mars terdengar abu abu di telinga gwen “Thank you

Gwen mencoba tidur tapi tidak bisa “Yor, belum ada kabar?”

Yoriko menggeleng. Dara mengusap punggung gwen, dylan tertidur mungkin karena lelah. Mars? Membaca buku. Liliana tertidur di kursi nya.

Yoriko menahan tangan gwen yang ingin membuka ipad nya “Tunggu kak juan atau yuka yang ngabarin. Tadi yuka bilang kalau udah bisa ngehubungin, nanti dihubungin”

Gwen mengangguk, terlalu lelah memikirkan kemungkinan yang terjadi “Kita sampe jam berapa?” Gwen bertanya pada yoriko

“Tadi kita otw jam 11 malem, maybe jam 7 or 8 pagi. Lo tidur, ini masih lama”

Gwen baru bisa terlelap pukul 3 malam, itupun tidur dengan gelisah. Gwenn belum mengetahui kabar regan hari ini, ponsel nya pun di pegang oleh yoriko.

“Gwen bangun, udah mau sampe. Muka lo pucet banget tolong dandan dikit ya, bawah mata lo tuh” yoriko mengguncang pelan bahu gwen.

Gwen bangun dan melihat ke sekeliling nya. Dara, yoriko, dylan, mars, liliana berganti pakaian. Liliana melihat kearah gwen tanpa banyak bicara.

Setelah melakukan apa yang di bilang yoriko, gwen duduk di kursi nya “Dar lo mau jengukin orang, apa mau fashion show?” Karena dara entah kenapa begitu ‘wah’ menggunakan setelan Dior.

“Shhh diem. Ini nama nya gue harus terlihat cantik di berbagai situasi” dara menyikut dylan “Bener ga bang”

“Hm”

Ladies and gentlemen, In a few minutes Gulfstream G600 will land at Private Aircraft Milan Linate Airport, Italy. On behalf of The Gulfstream G600 and the entire crew, I’d like to thank you for choose Gulfstream G600 for your trip. Have a nice day Mr Ms Bailey and all passengers

Gwen memejamkan mata nya karena pening, Bagaimana keadaan Regan?

“Gwen, ayo turun” liliana berdiri dari duduk nya, liliana terlihat sedikit lebih segar dari semalam.

“Tante, di kamar mandi itu ada sabun cuci muka tante bukan ya?” Yoriko baru saja selesai dari kamar mandi

“Gwen kamu duluan, tante mau ambil sabun cuci muka tante dulu”

Gwen mengangguk, lalu berjalan menuju pintu keluar. Mars masih sibuk membenarkan charger, dylan dan dara masih sibuk bertengkar kecil, gwen memutuskan untuk keluar sendiri.

Karena disini merupakan private airport, semua penumpang akan langsung di jemput oleh mobil di selepas turun. Gwen berterimakasih pada Mr.Kim dan co-pilot.

Saat turun, entah pandangan gwen yang salah atau tidak tapi gwen melihat regan.

Gwen turun dengan perlahan, lalu benar. Yang ada beberapa langkah darinya adalah regan.

“Regan?” Gwen merasakan semua badan nya melemas. Regan nya ada di sini, berdiri di hadapan nya

“Hi G” regan tersenyum lebar “Sebelum saya menjawab semua pertanyaan yang mau kamu tanyain ke saya, saya mau bicara serius” Regan maju satu langkah lalu menatap mata gwen dalam

Gwenn Bailey maybe this is too fast for us, but i want you to the rest of my life, be my life partner, have a little Regan and Gwenn, together until we grey and old. I want you to trust me, to spend your life with me. I swear i’ll make you happy” regan berlutut, lalu mengeluarkan cincin dari saku kemeja nya.

Gwenn Bailey, Will you marry me?

Gwen menangis “You— oh my god Regan—“

Regan tertawa. Dara sedari tadi melakukan live report video call dengan Hanna yang sudah menangis karena anak perempuan nya dilamar, Dylan dan liliana menahan tangis, mars tersenyum hangat, yoriko dan yuka dengan kompak merekam mereka berdua.

Gwen mengangguk “Of course yes

Regan tersenyum, lalu memakai kan cincin di jari manis gwen “Thank you G, i love you

“BERHASILL YEY” Dara berteriak dari tangga pesawat

“GWEN GUE MAU NIKAH OMG” Yoriko ikut berteriak

CONGRATULATIONS GUYS!” Kali ini mars

“BOS NIKAHAN NYA UNDANG JUSTIN BIEBER YA”

(Fine dinning berkedok ngajak Netflix and chill)

Gwen baru saja pulang melakukan pemotretan, pulang ke apartment entah regan ada atau tidak karena gwen belum mengecek ponselnya.

Saat gwen masuk ke apartment nya, ruang makan masih terlihat menyala “regan?” Panggil gwen

Gwen terkejut karena tiba tiba regan memeluk dirinya dari belakang “oh god— regan”

“Saya ngagetin kamu?” Regan membawa gwen mendekat ke arah kamar gwen “bersih bersih, abis itu kita makan”

“Ini ada apa? Kita kan ga lagi anniversary??” Gwen sungguh bingung karena meja makan terlihat seperti restoran fine dinning mewah sekarang

“Mandi dulu G”

Gwen menurut saja, baru menyadari besok tanggal 14 februari. Setelah selesai mandi, gwen keluar dengan baju yang ‘sedikit’ terbuka toh regan pun menggunakan kemeja tadi.

“Wow.. ini pasti enak banget aku laper”

“Besok valentine’s day, makannya saya bikinin kamu fine dinning ala rumahan” Regan menyiapkan wine lalu duduk “how’s your day madame?”

Gwen tertawa, merasa lucu karena regan memanggilnya madame “tadi ada beberapa orang wardrobe dan paparazzi yang nyebelin, tapi no big problem kok” gwen meminum wine “kalau kamu gimana?”

“Saya pengengguran” regan memakan puding yang dia buat

Gwen menggeleng lalu memakan steak nya “Big lie. Aku tau kamu punya freeport di dubai jelas kamu bukan pengangguran”

“Saya kerja di depan laptop aja” regan memotong steak nya

Setelah itu hening, mereka berdua sama sama menikmati makan malam mereka.

“As always makanan kamu enak” gwen tersenyum lebar “thank you regan”

“G” regan memanggil gwen “Netflix and chill?”

Gwen tertawa lebar “Regan kamu tau aku bukan tipe nonton netflix”

“Tapi gapapa demi kamu, mau nonton apa?”

“Apa aja” regan memakan potongan terakhir steak nya.

“Iya soalnya nanti kita yang di tonton Netflix” gwen tersenyum miring

Regan mengambil piring nya dan piring gwen, menaruh nya di wastafel lalu menggulung lengan kemeja nya “you know me that well Madame”

“Hallo sayang, yaampun cantiknya” Liliana menyambut dengan hangat saat gwen masuk ke mobil.

Liliana mencium pipi kanan kiri gwen “Hallo bunda, oh iyaa ini buat bunda aduh maaf ya bun aku belum bisa masak jadi dibawain ini” gwen memberikan tas yang ia beli kemaren bersama dara dan yoriko

Liliana masih melihat gwen dengan tatapan ibu yang hangat seperti sang mama “Tian, ubah destinasi ke rumah lagi” liliana berkata lembut

“Hari ini kita masak ya, pokoknya kita girls time”

Gwen tersenyum “Aku gimana bunda aja” gwen melihat ke arah liliana “Bunda cantikk sekali”

Liliana menepuk pelan tangan gwen “Kamu juga cantiik sekali bunda sampai deg deg an tadi pas liat kamu. Bunda juga kepengen punya anak perempuan yaampun akhirnya regan punya calon” liliana melebarkan mata “Bunda bawel ya gwen?”

Gwen tertawa, liliana sungguh berbeda jauh dengan regan “Bun, aku seneng soalnya aku juga bawel”

“Regan udah isiin kulkas di rumah. Bunda tuh heran, dia ada rumah di sini tapi kok ya ga ditempatin gitu. Kata nya betah di apartment kamu itu anak emang kadang suka nyusahin”

Sungguh, gwen berpikir situasi dimana dia dan liliana akan hening dan awkward “Gapapa bun, aku juga ga masalah kok. Justru kayaknya aku ngerepotin karena regan masakin aku terus”

Liliana mengangguk “yaa setidaknya dia ga ngerepotin kamu” tian mulai membelokkan mobil nya dan parkir di depan penthouse bergaya klasik dan elegant.

“Ini punya ayah nya regan, di hadiahkan ke regan hadiah terakhir ayah nya regan sebelum meninggal” liliana tersenyum “yuk turun”

Gwen mengangguk lalu masuk ke dalam penthouse, liliana langsung menuju dapur “kita masak makanan kesukaan regan ya?”

Gwen mengangguk lalu mengikat rambut nya “siap bun, maaf ya bun aku belum bisa masak”

Liliana mengusap lembut puncak kepala gwen “bunda juga dulu baru bisa masak waktu kuliah, semua nya butuh proses. Nanti bunda yakin masakan kamu ga kalah enak sama masakan bunda”

Gwen tersenyum “mau masak apa bun?”

“Regan bilang kemarin dia pengen sup iga buatan bunda” liliana mengeluarkan iga yang ada di freezer “sop iga sama perkedel kentang. Siap ya? Kita masak masakan indonesia” liliana menyodorkan iga yang masih membeku

Liliana menggunakan celemek “Kamu liat dan bantu bunda kalau butuh sesuatu ya? Bunda kalau masak gabisa banyak bicara”

Gwen mengangguk lalu mengikuti arahan liliana, gwen mendapatkan tugas yang cukup mudah. Gwen ikut fokus saat liliana tidak berbicara tapi sigap memasak sop iga, perkedel kentang, hingga sambal disaat yang bersamaan.

“Sayang sebentar ya, bunda mau ke kamar mandi dulu” liliana melepaskan celemek nya “bunda titip perkedel kentang nya ya, kalau sudah agak kecoklatan kamu angkat matiin kompor nya”

Gwen dengan sigap berjalan ke arah kompor “Siap bun ini bentar lagi mateng”

Liliana menepuk pelan bahu gwen.

“Sore”

Gwen yang sedang menggoreng perkedel kentang menoleh “Hii” regan melepaskan coat nya lalu mencuci tangannya setelah itu mendekat ke arah gwen, mencium pipi lalu bahu gwen.

“Bikin sop iga sama perkedel kentang ya?”

“Iyap, soalnya bunda bilang kamu pengen makan ini”

Gwen mencuci piring, karena cucian piring menumpuk. Gwen melihat regan duduk di meja makan, sambil memainkan ponsel dan sangat serius.

“G” regan memanggil gwen “Saya malam ini harus ke italy” Regan terlihat sangat kesal, entah kenapa.

“Kamu nyusul saya ya nanti sama bunda?”

Gwen mengusap tangan regan “You good? Kok keliatan nya kamu marah banget love?”

Regan tersenyum kecil, lalu menggeleng

“Regan udah pulang dari kapan?” Liliana tersenyum lebar “Sop iga nya udah mateng kayaknya, yuk makan dulu”

“Bun, regan harus ke italy” regan berkata datar

Mata liliana melebar, melihat kearah gwen lalu melihat lagi ke arah regan. Liliana tersenyum

“Gapapa, kamu ke italy aja. Gimana nanti ya ganteng?” Liliana mengangkat panci berisi sop iga

“Ayo, jangan bt gitu” liliana duduk, gwen sibuk mengambilkan nasi untuk regan juga liliana

“Cantik, bunda gausah banyak banyak ya” gwen mengangguk “siap bun”

Mereka bertiga makan bersama, masakan liliana sangat nikmat bagi gwen karena sudah lama sekali gwen tidak makan sup iga yang benar benar dimasak oleh tangan indonesia.

Regan sendiri makan tanpa banyak bicara.

Setelah makan, regan bilang dia ingin istirahat sebentar di kamar nya. Liliana mengangguk dan gwen sedikit bingung karena baru kali ini regan terlihat seperti itu.

“Itu regan lagi bingung, panik, sama marah campur jadi satu. Makannya dia diam. Kalau di paksain banyak ngomong dia takut meledak dan ga sengaja nyakitin kamu” liliana membuatkan teh chamomile untuk gwen “kayaknya soal kerjaan, kamu gausah khawatir ya sayang?”

Gwen mengangguk “makasih ya bun, kalau bunda ga bilang aku ga bakal ngerti regan kenapa” gwen menerima teh buatan liliana “ayo bun, cerita tentang regan aku mau tau banyak soal regan”

Liliana duduk di sebelah gwen, meminum sedikit teh nya “Regan dulu itu anak yang suka bercerita, suka melukis. Regan kecil dulu bercita cita punya pameran nya sendiri”

“Ayah nya selalu dukung apa yang regan mau, bunda pun ga mempermasalahkan regan ingin jadi seperti apa, ingin menjadi apa. Asalkan ga aneh aneh” liliana tersenyum

“Tapi waktu itu, kami bertiga pergi ke italy. Ayah nya regan mengajak kami berdua ke circuit untuk nonton motogp. Regan waktu itu gamau, karena banyak museum yang pengen dia datangi di roma. Tapi waktu sampai di circuit regan jadi yang paling semangat setelah ayah nya, dia bilang ‘bunda, yang bawa motor besar itu keren banget, regan mau bawa motor itu keren!’ Katanya. Ya dari situ lah, ayah nya regan menyekolahkan regan di sekolah khusus pebalap. Tapi regan sempat berhenti waktu ayah nya meninggal. Bunda ingat sekali”

Gwen merasakan suara liliana sedikit bergetar “Regan menjadi sangat pendiam setelah ayah nya meninggal” liliana tersenyum hangat melihat ke arah foto yang di pajang di dinding “Ayah regan meninggal karena serangan jantung di rumah, regan di italy waktu itu langsung pulang ke indonesia”

“Regan datang menggunakan baju hitam, tanpa bawa apapun dari italy, datang ke rumah duka dan mengurus semua berkas dan persiapan yang dibutuhkan ayah nya untuk yang terakhir kali karena bunda sangat terpukul waktu itu” liliana melihat kearah gwen dengan sendu “Dia nangis gwen? Ngga. Disaat bunda menangis histeris dan menyalahkan tuhan waktu itu, regan dengan sabar menerima ucapan ucapan belasungkawa yang makin membuat dia ditarik ke kenyataan bahwa ayah nya sudah gaada”

Liliana mengusap mata nya yang basah “Nah gwen. Bunda titip regan ya? Kalau regan sudah seserius ini sama kamu, bunda yakin artinya dia cuma mau kamu. Ya sayang?”

Gwen jujur ingin menangis “Bunda, gwen bisa ga ya?”

Liliana mengusap kedua bahu gwen “Bunda yakin kamu bisa, tapi kamu juga harus yakin ya?”

Gwen mengangguk “Iya. Bunda bisa percayain regan ke gwen”

Regan masuk ke apartment gwen setelah mengecek apakah mobil yang baru saja regan belikan untuk gwen ada yang rusak atau tidak.

“Hehe gimana love?” Gwen meringis

Regan mengusap pelan kepala gwen “Gapapa, besok saya minta orang bengkel benerin mobil nya”

Gwen mengangguk “okay” gwen memeluk regan dari belakang “sabtu bunda kamu kesini mau apa, sama siapa?”

Regan mengupaskan telur untuk gwen “bunda liburan aja, sekalian nengokin saya” regan mengulurkan telur rebus yang sudah regan kupas cangkang nya dan di potong potong kecil.

Gwen menerima telur nya lalu mencium pipi regan “Thank you” gwen makan sembari melihat regan yang menyiapkan gelas untuk minum.

“Aku langsung mandi ya? Abis ini aku mau telfonan sama yoriko” gwen menghabiskan telur nya, lalu meminum susu yang di buatkan regan

“Saya nunggu di ruang tv” regan mengangguk dan tersenyum kecil

Gwen membersihkan badan, melakukan serangkaian skincare rutin lalu menelfon yoriko. Regan duduk di sofa sambil meminum wine, gwen masuk ke pelukan regan sembari menelfon yoriko

“Yor lo dimana?”

“Lagi di jalan ke hotel aja sih, gue tiba tiba kepengen ngemil terus jajan ke supermarket”

“Jadii lo mau ngomong apa”

“First of all gue mau keluar hotel sama dara besok, gaenak aja sama regan bayarin hotel gue sama dara dan ini udah seminggu lebih”

“Bentar, terus lo berdua gimana?” Gwen duduk tegak, regan memperhatikan gwen yang terlihat kaget

“Noh abang lo bucin sama si dara, kata nya pindah aja ke apart dia sementara”

“Wah dylan emang gila..” gwen melongo “terus terus lo mau ngomong apa lagi”

Hening.

Hanya terdengar yoriko yang mengatur nafas karena lelah berjalan dari supermarket.

“Kayaknya gue mau berenti suka mars”

“Yor kalau itu karena gue, please jangan ya?” Raut wajah gwen sedikit suram, regan mengusap pelan tangan gwen lalu bertanya tanpa suara ‘kamu kenapa?’

Gwen menggeleng, lalu tersenyum “nanti aku cerita”

“Bukan karena lo. Mars suka sama lo itu kan hak dia dan gue gabisa memaksakan apapun” yoriko mulai tenang “lagian udah lama banget gue stuck sama mars gwen, gue mau membuka lembaran baru”

Gwen tersenyum “yor, gue yakin lo bakalan dapet yang lebih baik dari mars. Bukan berarti mars ngga baik, tapi dalam hal menyayangi lo gue yakin lo pasti menemukan apa yang ga lo dapat dari mars” gwen terharu

“Ssshhh diem gue gamau nangis. Setelah bertahun tahun akhirnya gue bisaa let him go pelan pelan”

“Udah lama banget nih?”

“Hampir sama lah kayak dara ke abang lo” yoriko tertawa “btw gwen coba loadspeaker gue mau ngomong sekalian sama regan”

“Hmm kenapa” gwen meloadspeaker panggilan nya dengan yoriko.

“Yuka nembak gue kemaren”

“HAAH??” Gwen berteriak

Regan tersedak wine nya “yuka?”

“Belum gue terima sih, masih ragu ini gue ngasih tau aja byee” yoriko mematikan sambungan telfon nya

Gwen dan regan bertatapan, gwen dengan wajah kaget setengah mati sedangkan regan masih mencerna perkataan yoriko barusan.

“Yuka?” Gwen menepuk pelan pipi regan

Regan mengerjapkan mata nya “saya gatau apa apa”

Gwen mendesah “ini semua orang gaada yang waras” gwen menggeleng.

“Aku mau cerita soal mars” gwen mendekat kearah regan, regan membenarkan posisi gwen lalu mencium bahu gwen “iya, saya dengerin” regan memeluk gwen dari belakang

“Mars itu temen aku dari lamaa banget, kalau aku sama yoriko kan emang saudara dan yoriko emang dari dulu deket banget sama aku. Kayaknya mereka pertama kali ketemu pas yoriko di rumah dan mars tuh lagi main ps sama dylan” gwen membuat pola di kursi, nyaman dengan posisi regan yang memeluk gwen

“Mars emang beberapa kali pernah bilang sama aku he likes me, tapi after he said that dia selalu bilang lagi kidding makannya aku juga selalu denial kalau ada orang orang yang bilang mars suka aku”

Regan diam, merasakan perasaan mars yang sungguh sungguh walaupun mereka belum pernah bertemu. Regan paham, regan yang baru bertemu dengan gwen sebentar saja merasa nyaman apalagi mars yang sudah bertahun tahun bersama gwen.

“Kok kamu diem?” Gwen melihat kearah regan “did i say something wrong?

“Ngga” regan membalas melihat gwen

Gwen mengangguk “tapi aku salah ga sih karena dari dulu aku denial?”

“Kamu pernah suka mars?” Regan balik bertanya

“Pernah, tapi aku bilang ke diri aku sendiri. ‘Kalau gue boleh egois, i want mars forever in my life’ karena aku sayang dia dan persahabatan kita yang sekarang. Dan dengan cara apapun, aku mencoba aku ga melakukan kesalahan yang merubah hubungan aku yang baik sama dia jadi buruk. Kita ga bisa memastikan kedepan nya seperti apa, tapi aku takut kalau aku dan mars jadian terus putus, hubungan kita ga sama lagi”

Gwen melebarkan mata nya “Regan.. i’m sorry.”

“Why? Gaada yang salah” regan tersenyum “Biar gimanapun itu artinya mars berperan penting di kehidupan kamu, wajar kamu menginginkan hal itu. Saya ga masalah, saya berterimakasih kamu mau menjelaskan itu ke saya. Supaya nanti nya ga ada salah paham.”

“Thank you” gwen tersenyum lebar “Nanti minggu, aku mau ketemu sama dia dan aku mau jujur soal ini semua. Mars kayaknya udah suka aku dari lama, and he needs to move on karena aku.. ya udah gaada harapan lagi sama dia. Kita semua udah dewasa, dia butuh pendamping dan aku udah bukan waktu nya main main lagi terus aku udah punya kamu juga”

Regan tertawa “Kamu cantik, saya udah bilang itu belum hari ini?”

“Regaaaannn ga nyambungg kok jadi cantik” gwen mencubit tangan regan

“G” regan mencium lagi bahu gwen “You’re best thing i’ve ever had”

“I’ve ever had?”

“Karena saya ga pernah merasa saya laki laki paling beruntung di dunia, sebelum saya ketemu kamu”

“Thank you” gwen memutar badan nya, masuk ke pelukan regan “Thank you so much for treat me like a queen. Thank you so much for loving me that hard. I love you”

Regan tersenyum lalu mengecup pelan bibir gwen “I love you more, G”

Adara memutuskan untuk ikut dengan dylan, sementara orang tua gwenn akan pulang ke paris.

“Gue bareng dylan aja, lo berdua kangen kangenan deh sebelum ldr” dara langsung masuk ke dalam mobil dylan, mungkin akan adu mulut terlebih dahulu dengan dylan.

Gwen mengangguk, regan sudah menunggu, lalu membuka kan pintu untuk gwen. Jangan lupakan tangan regan yang selalu melindungi kepala gwen saat akan masuk ke mobil “thank you” ucap gwen.

Regan tersenyum tipis, lalu pergi ke kursi kemudi, memasang seatbelt lalu menjalankan mobil menuju bandara Heatrow.

Regan menggenggam tangan gwen, menyetir dengan satu tangan “Ada yang ketinggalan?” Tanya regan

“Gaada” gwen menggeleng “regan”

“Kenapa?”

“Ini tim Celine nge dm aku di ig” gwen sibuk dengan ponsel nya “Kata nya kamu mau ga pemotretan sama Celine, mereka dm kamu tapi ga kamu jawab”

“Hm, iya?” Regan menengok kearah gwen, lampu merah “Saya ga begitu suka yang kaya gitu, tapi kalau kamu temenin saya selama proses pemotretan saya mau”

Gwen mengangguk “nanti aku bilang”

“G?” Panggil regan. Regan sedikit ragu mengatakan ini tapi regan mau gwen, he want gwen so bad.

Gwen melihat kearah regan “ya??”

Can i kiss you?” Regan menggeleng, “I’m sorry G saya—”

Gwen kissed Regan right on the lips. Regan was quite surprised, but Regan wanted this so he enjoyed it too. Regan kiss gwen very gentle, without lust just because they want it

Tin tin!!

Gwen pat Regan shoulder because regan still busy to bite Gwen's lips “Mmm Regan, it’s time to go” Gwen said

Regan smiled, and give gwen’s little kiss in her head “thank you, that was a nice and sweet kiss”

Gwen berdeham “hmm you’re a good kisser

Regan tertawa. Gwen? Muka nya semerah tomat.

Maybe we can do it later” regan smirk “properly

“Fokus jalan” gwen membuang muka, mencoba menghilangkan malu.

Regan tersenyum. Jika seperti ini regan tidak rela melepas gwen untuk pulang ke indonesia. Regan mencium tangan gwen “Thank you G

“I’m gonna miss you” gwen melihat kearah regan “Jangan lupa kabarin aku, jangan lupa makan, jangan kebanyakan minum beer or wine, jangan genit”

“Genit gimana” regan tersenyum

“Umbrella girl cantik cantik loh, terus gitu.. sexy. Jangan genit” suara gwen mengecil

“Iya”

“Itu loh aku baru inget kamu suka gigitin kuku” gwen membulak balikan tangan regan “jangan sayang, ga baik kaya gitu. Bibir kamu juga jangan suka di gigit gigit gitu sampe kelupas”

Regan menikmati omelan gwen “Iya, G. Ada lagi?”

“Gaada sih itu aja” gwen memperhatikan regan dari atas hingga bawah “Oh yaa jangan injek belakang sepatu regan, sayang loh jadi gampang rusak sepatu nya—?”

Gwen berhenti mengomeli regan karena regan melihat kearah gwen, menggunakan kemudi otomatis karena mereka sudah di tol.

“Saya sayang kamu.” Regan menatap mata gwen

“Ingat sekarang kamu udah punya saya ya g? Saya tau kamu wanita mandiri, tapi kalau kamu lagi butuh apapun, kamu bilang saya. Saya mau saya selalu ada buat kamu” pelan pelan mobil berhenti karena sampai di bandara

Gwen mengangguk “i love you” gwen menatap regan “thanks for being my boyfriend” gwen tersenyum, mengusap pipi regan.

“Kayaknya diluar banyak media deh, ya ga frontal tapi beberapa paparazzi pasti ada” gwen melihat keluar.

“Ini jalur vip, paling ada beberapa” jawab regan “Ayo”

Gwen menggunakan kacamata hitam nya, koper gwen diturunkan oleh petugas bandara khusus. Gwen memeluk regan, juga mencium pipi regan “Bye love”

Regan mencium puncak kepala gwen “Bye G, safe flight. Kalau sudah sampai kabarin saya”

Gwen melepaskan pelukan mereka, melambai pada regan dan berjalan anggun. Meninggalkan london dan bertolak ke indonesia. Regan masih menatap gwen hingga gwen masuk ke dalan bandara, lalu kembali ke dalam mobil. Regan pun harus bersiap untuk kembali ke italy.

Adara memutuskan untuk ikut dengan dylan, sementara orang tua gwenn akan pulang ke paris.

“Gue bareng dylan aja, lo berdua kangen kangenan deh sebelum ldr” dara langsung masuk ke dalam mobil dylan, mungkin akan adu mulut terlebih dahulu dengan dylan.

Gwen mengangguk, regan sudah menunggu, lalu membuka kan pintu untuk gwen. Jangan lupakan tangan regan yang selalu melindungi kepala gwen saat akan masuk ke mobil “thank you” ucap gwen.

Regan tersenyum tipis, lalu pergi ke kursi kemudi, memasang seatbelt lalu menjalankan mobil menuju bandara Heatrow.

Regan menggenggam tangan gwen, menyetir dengan satu tangan “Ada yang ketinggalan?” Tanya regan

“Gaada” gwen menggeleng “regan”

“Kenapa?”

“Ini tim Celine nge dm aku di ig” gwen sibuk dengan ponsel nya “Kata nya kamu mau ga pemotretan sama Celine, mereka dm kamu tapi ga kamu jawab”

“Hm, iya?” Regan menengok kearah gwen, lampu merah “Saya ga begitu suka yang kaya gitu, tapi kalau kamu temenin saya selama proses pemotretan saya mau”

Gwen mengangguk “nanti aku bilang”

“G?” Panggil regan. Regan sedikit ragu mengatakan ini tapi regan mau gwen, he want gwen so bad.

Gwen melihat kearah regan “ya??”

Can i kiss you?” Regan menggeleng, “I’m sorry G saya—”

Gwen kissed Regan right on the lips. Regan was quite surprised, but Regan wanted this so he enjoyed it too. Regan kiss gwen very gentle, without lust just because they want it

Tin tin!!

Gwen pat Regan shoulder because regan still busy to bite Gwen's lips “Mmm Regan, it’s time to go” Gwen said

Regan smiled, and give gwen’s little kiss in her head “thank you, that was a nice and sweet kiss”

Gwen berdeham “hmm you’re a good kisser

Regan tertawa. Gwen? Muka nya semerah tomat.

Maybe we can do it later” regan smirk “properly

“Fokus jalan” gwen membuang muka, mencoba menghilangkan malu.

Regan tersenyum. Jika seperti ini regan tidak rela melepas gwen untuk pulang ke indonesia. Regan mencium tangan gwen “Thank you G

“I’m gonna miss you” gwen melihat kearah regan “Jangan lupa kabarin aku, jangan lupa makan, jangan kebanyakan minum beer or wine, jangan genit”

“Genit gimana” regan tersenyum

“Umbrella girl cantik cantik loh, terus gitu.. sexy. Jangan genit” suara gwen mengecil

“Iya”

“Itu loh aku baru inget kamu suka gigitin kuku” gwen membulak balikan tangan regan “jangan sayang, ga baik kaya gitu. Bibir kamu juga jangan suka di gigit gigit gitu sampe kelupas”

Regan menikmati omelan gwen “Iya, G. Ada lagi?”

“Gaada sih itu aja” gwen memperhatikan regan dari atas hingga bawah “Oh yaa jangan injek belakang sepatu regan, sayang loh jadi gampang rusak sepatu nya—?”

Gwen berhenti mengomeli regan karena regan melihat kearah gwen, menggunakan kemudi otomatis karena mereka sudah di tol.

“Saya sayang kamu.” Regan menatap mata gwen

“Ingat sekarang kamu udah punya saya ya g? Saya tau kamu wanita mandiri, tapi kalau kamu lagi butuh apapun, kamu bilang saya. Saya mau saya selalu ada buat kamu” pelan pelan mobil berhenti karena sampai di bandara

Gwen mengangguk “i love you” gwen menatap regan “thanks for being my boyfriend” gwen tersenyum, mengusap pipi regan.

“Kayaknya diluar banyak media deh, ya ga frontal tapi beberapa paparazzi pasti ada” gwen melihat keluar.

“Ini jalur vip, paling ada beberapa” jawab regan “Ayo”

Gwen menggunakan kacamata hitam nya, koper gwen diturunkan oleh petugas bandara khusus. Gwen memeluk regan, juga mencium pipi regan “Bye love”

Regan mencium puncak kepala gwen “Bye G, safe flight. Kalau sudah sampai kabarin saya”

Gwen melepaskan pelukan mereka, melambai pada regan dan berjalan anggun. Meninggalkan london dan bertolak ke indonesia. Regan masih menatap gwen hingga gwen masuk ke dalan bandara, lalu kembali ke dalam mobil. Regan pun harus bersiap untuk kembali ke italy.