That's my girl.
“Ini, dia dapet foto ini dari mana ya?” Gwenn melihat postingan Ashley yang diberikan oleh Dara melalui grup chat. Regan mendapatkan pekerjaan karena akan segera melakukan balapan. Sementara Regan pergi bekerja, Gwenn akan pulang dengan Renata.
Renata melebarkan mata nya “Is that...“
“Ashley Owen.”
“Oh dear, your life must be hard.“
Gwenn tertawa “Honestly, punya suami Regan Moraz ga gampang.” Gwenn menatap Renata “Regan pun begitu, tapi.. yang satu ini lumayan mengganggu.”
“Yeah. I knew it. Bukan gue mau sok tau atau gimana, but her sister are insane too” Renata tertawa kaku “Oh i'm sorry, i don't want to spread a hate. Just please be careful.“
Gwenn menatap Renata “Emang kenapa deh Ta?”
Renata menatap Gwenn dengan pandangan ragu “Hmm, gue cerita karena gue pengen lo hati-hati. Bukan nyebarin sesuatu yang buruk ya, gue mengalami sendiri.”
“Gue pernah ga berani ke luar rumah karena Theresia nyebarin ke seluruh- mungkin satu Indonesia tau kalau bokap gue selingkuh sama perempuan lain di saat nyokap gue sakit. Padahal gue berusaha terlihat baik-baik aja.”
“Oh, i'm sorry to hear that Renata.” Gwenn merasa tidak enak.
“Gue tau, karena dia dateng sendiri ke gue. And guess what? Dia ga suka gue temenan sama Aslan, padahal waktu itu Aslan baru aja kehilangan cewe nya dan dia bilang gue menghalangi dia buat deket sama Aslan. I mean, what the fuck girl??– ow sorry.” Renata merasa tidak baik mengumpat di hadapan Gwenn karena Gwenn seorang ibu hamil.
“Yeah, what the fuck.” Gwenn berkata santai “Tapi keluarga nya cukup baik.” Yang di maksud adalah keluarga Owen.
“Baik. Tapi pasti ada alasan kenapa mereka bisa dengan mudah merusak kebahagiaan orang lain kan? Walaupun gue ga membenarkan itu.”
“Apapun alasan nya, merusak kebahagiaan orang lain itu salah.”
Renata mengangguk membenarkan, sembari memakan cheese cake kesukaan nya. “Lo, harus punya stok sabar yang banyak. Gue ga tau banyak soal Ashley, tapi Theresia nya cukup gila.”
Gwenn tersenyum lebar “Gue cukup waras dan punya banyak tenaga untuk mempertahankan pernikahan gue. Ashley dan Theresia Owen ga punya hak untuk bersenang-senang di atas penderitaan orang lain, kan?”
“That's my girl.” Renata penatap ponsel nya “By the way, kita pulang bareng Aslan gapapa ga? Because temen gue yang lain udah pulang duluan. Kalau ga mau, kita bisa pesen taksi atau panggil sopir-”
Gwenn merasa geli karena Renata sungguh perhatian pada dirinya “Renata? I'm fine.”
“Okay.”
“But— i think i have to go to-“
“Are you okay?“
“Sakit, sedikit. Gue kayaknya harus tanya sesuatu ke dokter gue.”
“Mau hubungin Regan?”
Gwenn berpikir, itu akan merepotkan Regan. Gwenn tahu pekerjaan Regan penting, ia tidak ingin menyulitkan Regan.
“Ga usah, gue bisa sendiri kok.”
“Gue sama Aslan anter, ya?”
“Oke.”