Tante Leona

Gwenn bersiap menggunakan gaun yang ia beli di Italy, semangat bertemu dengan keluarga Regan. Rumah yang Gwenn dan Regan tempati sekarang merupakan rumah pemberian bunda, yang ternyata memang ditinggalkan ayah Regan untuk Regan. Rumah ini juga sudah disiapkan dan dirapihkan oleh bunda Regan dengan sangat rapih.

Regan datang dan memeluk dari belakang Gwenn yang sedang berkaca, mencium pundak Gwenn “Cantik”

Gwenn melanjutkan dengan mengikat rambutnya, tanpa berbicara pada Regan. Gwenn sedikit gugup karena hari ini akan bertemu keluarga Regan.

“Jangan overthinking, aku selalu ada di samping kamu” Regan memakai jam tangannya “Aku juga jarang ketemu tante aku, tapi aku yakin mereka baik baik”

Gwenn tersenyum, sedikit lega karena kata kata Regan.

“Ayo” Regan menggandeng Gwenn, lalu keluar rumah. Regan memutuskan untuk menggunakan mobil dan supir, Gwenn membawa oleh oleh untuk bunda sementara Regan membawa banyak mainan untuk keponakan Regan yang Gwenn beli.

Regan menggenggam tangan Gwenn. Gwenn mengetahui beberapa kebiasaan Regan setelah mereka menikah, Regan sangat suka mencium pundak atau kening Gwenn, menggenggam tangan, dan kadang memainkan rambut Gwenn yang wangi. Bahkan shampoo yang biasa Regan gunakan sudah tidak terpakai karena Regan menggunakan shampoo Gwenn.

Sesampai nya di rumah Regan, Gwenn disambut dengan pagar besar bercat putih. Saat sampai ke pintu utama, Gwenn disambut dengan anak anak kecil dan beberapa saudara Regan yang berusia remaja.

Saat Gwenn keluar dari mobil, mereka semua diam. Regan sendiri sibuk mengeluarkan oleh oleh. Gwenn tersenyum canggung, mereka menatap Gwenn tanpa kedip.

“Hai?” Gwenn menyapa canggung.

“WOAHHH CANTIK BANGETT” ujar anak perempuan dengan rambut kepang “KAYA BARBIE BENERAN”

Semua nya menghambur ke pelukan Gwenn, sementara keponakan Regan yang sudah lumayan besar malu malu mendekat.

Gwenn menyapa mereka semua dengan pipi merah, Regan tersenyum lalu memeluk pinggang Gwenn “Abang bawa oleh oleh, tapi biarin kak Gwenn ketemu sama mami dulu”

Mami itu panggilan Bunda di keluarga Regan. Mereka semua dengan patuh membuka jalan, tapi mengikuti dari belakang.

“Tante, ini Gwenn” Regan memperkenalkan Gwenn kepada salah satu kakak dari bunda nya, Maria.

“Eh tuhan, cantik banget” ceplos Maria “Aduhhh yaampun sini ayok gabung sama tabte aja si Regan tinggalin”

Gwenn ditarik pelan, lalu masuk ke halaman utama rumah Regan. Disana ada banyak tante dan sepupu Regan, sepertinya.

Semua mata tiba tiba tertuju pada Gwenn yang dibawa Maria, Regan mengikuti dari belakang karena tidak mungkin meninggalkan Gwenn sendiri.

“Ehh mantu bunda udah sampee, sini sayang” Bunda datang lalu memeluk Gwenn, Gwenn membalas pelukan bunda.

Entah kenapa, Gwenn merasa pandangan salah satu tante Regan sangat tidak ramah.

“Duduk sini, aduh cantik nya bunda” Gwenn duduk di antara tante dan sepupu Regan.

Salah satu sepupu Regan mendekat “Kak, aku mau foto boleh?”

Gwenn mengangguk “Boleh dong, nama nya siapa?”

“Alisya kak” Alisya menjawab dengan pipi merona

“Kak gue juga mau foto, btw nama gue Jordan kak” Jordan tinggi dengan kulit yang agak coklat.

“Saya Bian” ah anak laki laki ini terlihat seperti Regan.

“Aku Shenina kak” Shenina tiba tiba menggaet tangan Gwenn “Aku mau foto juga ya kak”

Gwenn tersenyum, agak malu sebenarnya karena om dan tante Regan memperhatikan anak anak mereka.

“Apa bagus nya jadi model? Mending anakku, baru pulang S2 di Jepang”

Tiba tiba salah satu tante Regan berbicara, tanpa melihat kearah Gwenn. Anak nya, Jihan menyenggol “Bu”

“Loh bener toh? Model tuh kerjaannya pake baju seksi, lenggak lenggok kaya perempuan ga punya etika”

Wah, omongan tante ini luar biasa sakitnya’ujar Gwenn dalam hati ‘Jangan sampai image Barbie gue rusak karena gue berubah jadi maleficent

Gwenn tersenyum saja, lalu meladeni sepupu Regan yang meminta foto.

“Cih, perempuan gatau malu”

Regan baru saja akan membalas perkataan sang tante, tapi Gwenn menggeleng pelan. Regan dengan kasar berdiri sambil melihat tante nya, Leona. Sebenarnya Regan berharap Leona tidak datang hari ini, tapi sepertinya Leona memang senang mencari masalah.

“Kedalem aja, anak anak nyariin kamu”

Anak siapa nih kita baru nikahh Regan kamu jangan bikin aku halu’ batin Gwenn.

“Woi lo semua anter kak Gwenn” Regan menuruh sepupu nya, dan langsung di iyakan karena mereka ingin sekali dekat dengan Gwenn. Regan memang disukai semua saudara nya, bukan karena kekayaan atau pamor tapi karena Regan abang yang asik untuk mereka.

“Kak jujur kamu di foto udah cantik banget aku liat kamu langsung malah kira aku bukan Gwenn Bailey karena cantik bangeeet” ujar Shenina, seperti nya dia memiliki banyak energi.

Alisya dengan kalem menyaut “Kak, omongan tante Leona jangan dipikirin ya”

Gwenn mengangguk “Aku bawa oleh oleh buat kalian, kalian buka gih. Aku mau main sama anak anak dulu”

“Aduhh anak anak” Jordan nyeletuk “Soon kakak yang punya anak sama bang Regan”

“Aminnn” diamini oleh mereka semua.

“Ih ada Tante barbie, woi ada tante Barbie ayo bilang makasih. Kenalin ate aku Dion, paling tua kelas 2 smp”

“MAKASIH ATE BARBIE” semua dengan serempak berterimakasih, lalu si kecil Naya berjalan pelan “Tante Barbie aku mau gendong”

Gwenn tersenyum lebar “Siniiii”

Naya melompat ke pelukan Gwenn, dengan senang hati Gwenn memeluk Naya yang masih wangi bayi. Lalu anak anak yang lain ikut menghampiri Gwenn dan duduk disebelahnya, entah memainkan rambut, baju, jari jari Gwenn yang memang berwarna.

Mereka sibuk, Naya tertidur di pelukan Gwenn. Karena Gwenn haus, Jordan bilang di dapur ada minuman yang mereka buat “Mau di ambilin kak?”

“Gausah aku bisa sendiri kok” ujar Gwenn

Gwenn berjalan ke dapur sembari menggendong Naya, tapi dewi fortuna sedang libur membantu Gwenn karena sekarang di dapur ada Leona yang sedang mengambil air putih.

“Ngapain kamu?”

“Mau ngambil minum tan”

“Kamu gatau malu ya? Keluarga kami itu pintar semua, kerja nya jelas kerja kantoran dan punya masa depan. Ini kamu berani sekali nikahin Regan, ngincer uang ya?”

Muka gue keliatan kaya cewe matre kah? Ini kayaknya kalo tante nya Regan ketemu Dara auto di usir nih kayaknya’ Gwenn menghiraukan Leona.

“Heh kamu denger tante ga? Pendidikan terakhir kamu apa? SMA? Regan aja kuliah kok kamu lulusan SMA”

Gwenn meminum air putih nya, menenangkan hati nya yang sedikit panas. Naya digendongannya masih tertidur.

“Bisa masak ga kamu? Nyapu ngepel? Pasti gabisa ya hidupnya manja dari dulu. Cowo simpenan siapa kamu selain Regan? Pasti ada lagi”

Tuhan, perasaan tante gue ga gini gini banget

“Tante, ada hak kah bertanya pertanyaan yang lancang kaya gitu?”

Suara Regan ada di belakang Gwenn, Gwenn berbalik dan melihat aura Regan yang akan meledak.

“Gwenn udah lulus S2, dia gabisa masak tapi lagi belajar sama saya, dia hidup mandiri otomatis dia bisa membersihkan rumah, cantik, dan udah pasti dia cuma punya saya. Ada pertanyaan lain tante?”

Leona mendengus “Gabisa masak? Kamu yang masak? Perempuan itu kodrat nya bisa masak, kok perempuan gabisa masak. Aneh.”

“Kodrat perempuan itu menyusui, melahirkan, masak itu bisa dilakukan suami maupun istri. Tante bisa stop ngata ngatain Gwenn? Dengan senang hati Regan bisa nyeret tante keluar dari rumah sekarang”

“Model? Kelakuan dia pamer badan Regan sadar, banyak laki laki yang udah megang megang dia”

Wah kali ini keterlaluan sih’ Gwenn mendengus

“Tante, dengan segala hormat aku mau tanya aku bikin salah apa ya? Aku baru datang dan tante sebegitu benci nya sama aku. Tante benci pekerjaan aku sebagai model? Berpengaruh ke kehidupan tante ga ya? Karena aku baru tau tante tadi, bahkan kayaknya Regan pun ga begitu deket sama tante. Aku selalu berdoa yang terbaik buat tante ya, karena aku liat mulut tante selalu berbicara tanpa berpikir apa dampak nya buat orang lain. Hidup kita berdua kami yang atur, omongan tante ga ada guna nya buat aku”

Gwenn melihat ke arah Regan, menarik lengannya karena Regan mungkin akan meledak sekarang.

“Cewe murahan” ujar Leona pelan.

“NGOMONG SEKALI LAGI” Regan tiba tiba berbalik dan berteriak, Naya bangun dan menangis.

Leona diam, Jihan datang dengan muka panik “Ibu, udah bu” lalu Jihan menarik sang ibu keluar dari rumah Regan.

Semua orang menatap hening ke arah Gwenn yang menenangkan Naya “Eh? Aku gapapa om, tante.”

Bunda menenangkan Regan “Udah biarin aja”

Regan menghela nafas panjang “Kebiasaan bun”

Om dan tante Regan yang lain pun ikut menenangkan Regan dan Gwenn.

Ini kalo ada Dara itu tante udah abis dijambak kali ya, tuhann tolong semoga hidup tante Leona bahagia selalu aminn