Belly

Gwenn menghampiri Regan yang menatap Gwenn dengan pandangan sendu. Semua orang sudah memegang ponsel mereka, mungkin saja ada yang bisa mereka laporkan ke sosial media. Penasaran, pembalasan dendam apa yang akan di lakukan seorang Gwenn Moraz, dengan selingkuhan yang berada di balik punggung Gwenn begitu pula dengan Regan Moraz di hadapan nya.

“G”

Gwenn menatap Regan tanpa ekspresi, menghela nafas lalu menarik tangan Regan keluar dari Starbucks— menghindari semua tatapan menusuk pada Regan.

Ashley yang menatap itu menggeram, mengepalkan tangan hingga kuku jari nya memutih.

“Ashley?”

Ashley menoleh, dikejutkan dengan semua mata yang tertuju pada nya.

“Ya?” Ashley menjawab ketus.

They live happily, why you ruin that?” ujar seorang Wanita dengan kopi hangat di tangan kanan nya “People know who's an angel here. Be careful young lady, you better stop.*”

Ashley mendengus, memilih untuk merapihkan barang bawaannya, serta merobek kertas yang sudah ia siapkan. Hari ini sungguh buruk.

“Kamu mestinya bersyukur, Gwenn Moraz ga mempermalukan kamu dan memilih cara elegan khas wanita berpendidikan buat balas dendam perempuan ga beretika seperti kamu” wanita yang sudah puas memberikan kritikan pedas untuk Ashley itu duduk dengan tenang di belakang kursi yang di duduki Ashley.

'Gwenn Bailey, lo bakalan terima akibatnya'

Sementara itu, Gwenn mengendarai mobil karena kondisi Regan yang tidak memungkinkan. Entah sekalut apa Regan mengendarai mobil disaat babak belur seperti itu.

“G, maaf.”

Gwenn bergeming. Bagaimanapun, Gwenn tahu upaya yang Regan lakukan tanpa terkecuali. Bagaimana bisa isu perselingkuhan Regan dengan Ashley tidak membawa nama buruk Gwenn juga keluarga Bailey. Tentu saja Regan pelaku nya.

“Kamu ga salah. Tapi ga tau kenapa, aku sesakit itu tau ada yang mau hubungan kita hancur. Padahal kita ga bikin masalah sama dia.”

“Bisa jadi ini satu dari banyak orang yang ga mau kita bareng bareng ya, Regan?”

“G, aku ga bakal ngelepasin kamu.”

Gwenn tertawa kecil “i know” Gwenn menatap jalanan yang macet “Aku cuma mikir, masih banyak bom waktu yang belum meledak. Kamu pikir masalah kaya gini bikin aku mau pisah? Ngga segampang itu.”

Gwenn menatap Regan “Sakit? Maafin Dylan ya?”

Regan menarik Gwenn ke pelukan nya, tidak peduli dengan rasa sakit menusuk karena terlalu banyak bergerak.

“Kamu, cantik.” ujar Regan tiba-tiba “Kaya beda aja dari biasanya, bukan berarti biasanya kamu ga cantik.”

Gwenn tersenyum “Oh ya? Apa yang beda?”

“Aura kamu,i feel like you're a mothers of two” Regan tersenyum.

Two what?

Little Regan and little Gwenn” Regan meringis karena tersenyum terlalu lebar.

Gwenn melajukan mobil nya “If you want two, i think you have to wait. Because right now i only have one baby in my belly

You, what?!” Regan dengan wajah nya yang tegang namun tidak bisa menyembunyikan mata nya yang berbinar.

Yes, i'm pregnant